Aku cemburu pada mereka yang dengan indahnya melantunkan Kalam Suci llahi dengan damai
Aku Cemburu, pada mereka yang sanggup melantuntan bait-bait surat cinta dari Rabb dengan merdu
Aku cemburu pada mereka yang dengan mudahnya bercumbu rayu melepas segala rindu dan cinta kepada kekasih hati yang setiap kali menemani hari
Aku cemburu pada mereka yang bisa menjadikan Kalam Ilahi sebagai sahabat sejati bahkan hingga kekasih hati yang senantiasa dirindu saat sehari berlalu tanpa berkhalwat dengannya
Aku cemburu pada mereka yang Allah mudahkan takdirnya untuk membaca ayat demi ayat, hingga beranjak juz menuju juz dengan lancar dan indah, meski mata tak melihat namun hati senantiasa terjaga untuk mengingatnya, untuk mengamalkan isinya
Aku cemburu pada mereka yang pikirannya terisi Kalam-Kalam suci, hatinya terpikat oleh Al-Quranul Karim, dan tindakannya selaras dengan apa yang menjadi pemikiran dan hatinya, berhias dengan Al-Qur'an, hidup dengan penuh keberkahan Al-Qur'an
Lantas, dimana posisi diri ini? Saat diluar sana Hamba-Nya berlomba-lomba untuk menapaki langkah sejengkal demi sejengkal untuk meraih mahabbah dan Ridho-Nya dengan berusaha mencintai AL-Qur'an?
Dimana posisi hati ini, saat Al-Qur'an telah menanti dalam tempat yang begitu tersusun rapi agar jemari mengambil dan lisan melantunkan dengan sangat indah diwaktu siang dan malam, disaat suka maupun duka, disaat sendiri maupun bersama-sama?
Sungguh aku cemburu, aku teramat sangat cemburu pada mereka yang Allah mudahkan hatinya, Allah mudahkan pikirannya, Allah mudahkan lisannya, Allah mudahkan tangan dan langkahnya untuk berkhalwat bersama Al-Qur'an, melantunkan ayat suci dengan teramat sangat merdu, dengan tenang, dengan damai tanpa ada satu pun hal yang mengusiknya
Dan aku cemburu pada mereka yang dengan diamnya berdzikir dengan lantunan Ayat Suci Al-Qur'an, dengan prilakunya mencerminkan Akhlaq Qur'ani, dengan diamnya tersimpan keteduhan hati dan ketenangan jiwa.
Aku cemburu pada mereka yang tiada disibukkan dengan dunia, hatinya tak terpikat sedikitpun oleh hingar bingar dunia, yang ia rindukan hanyalah buah cinta dari sang Maha Cinta dengan mencintai Kalam-Nya yang Mulia dan Rasul-Nya.
Namun apalah daya diri, aku hanyalah hamba, aku hanyalah sang abdi yang hanya bisa melakukan apapun yang terbaik berdasarkan skenario Yang Maha Kuasa, belajar melakukan yang terbaik dengan penuh pengharapan diri dan keikhlasan hati.
Comments
Post a Comment