Cinta, satu kata yang tak asing lagi dalam hati setiap insan, yang mana karena cinta akal terbaring tak berdaya, bagaikan keledai terbaring dalam lumpur, karena cinta, manusia yang bertuan, bagai seorang abdi dalam pangkuan cinta, karena cinta hati berkelana dalam keindahan dan keharuman cinta yang semerbak harum menawan. Cinta sendirilah yang dapat menafsirkan makna cinta dan percintaan
Saat cinta menyapa dalam setiap detak jantung insan, mengalir bersama darah dan urat nadi keseluruh tubuh, tiada lagi yang sanggup menolaknya, karena cinta datang tanpa permisi dan pergi tanpa izin pamit kepada sang pemilik hati, cinta memanglah unik tuk dibicarakan
Namun tiada romantisme terdahsyat saat cinta yang mengalir bersama aliran urat nadi, membawa pemilik cinta dalam kecintaan yang haqiqi, cinta yang dibaluti dengan untaian do’a-do’a yang suci tanpa sepengetahuan pemilik hati. Sungguh adakah yang lebih romantis dari ini?
Saat diluar sana banyak pengejar cinta untuk berbondong-bondong mengungkapkan cinta, berbondong-bondong untuk mengejar cinta, berlomba-lomba untuk menebar cinta, namun ada seorang lelaki dan wanita yang lebih memilih untuk diam seribu bahasa dalam menafsirkan makna cinta.
Adakah yang lebih indah dari ini, saat seorang lelaki dengan diamnya memperhatikan cinta yang begitu lembut dan anggun dalam diamnya tanpa diketahui oleh siapapun melainkan dirinya dan Rabb nya, cinta yang dibungkus dengan balutan keimanan dan keikhlasan. Cinta yang membawanya menjadi lebih dekat dengan sang pencipta, cinta yang dibungkus dan dibingkai dengan lantunan do’a-do’a di sepertiga malam terakhir. Karena ia memilih untuk menjaga kesucian makna cinta sebelum cinta itu hala baginya, sungguh tiada cinta terindah melainkan cinta yang dijaga dan disandarkan kepada Sang Maha CInta, cinta yang bisa mengantarkan pemilik hatinya menjadi hamba yang lebih dekat dengan Rabb nya,
Duhai sang pengembara cinta, mari kita telaah kembali dalam hati kita masing-masing, cinta yang seperti apa yang kita cari, apakah cinta semu yang mengantarkan kebada kebahagiaan semu dsn anganan belaka? Ataukah cinta yang akan membawa kita menuju pribadi yang lebih baik, menjadi manusia yang seutuhnya, bukan sebagai budak cinta?
Duhai hati sang pengembara cinta, mungkin cinta yang saat ini bersemayam dalam lubuk hati kita telah menguasai hati dan pikiran kita, dan mempengaruhi tindakan dan karakter kita, namun bawalah cinta itu kepada Sang Maha Cinta, kita titipkan cinta itu kepada Sang Maha Cinta, biarkan cinta itu terbang bersama burung-burung dan kupu-kupu diatas awan, biarkan cinta itu mengalir laksana air bersama ombak dan dedaunan, hiasi cinta itu dengan untaian do’a-do’a terbaik kita, bawa cinta itu bersama lantunan do’a suci, kelak saat Rabb telah menentukan waktu terbaik untuk mempersatykan cinta kita dengan pemilik sejati cinta itu, semua akan indah pada waktunya, bahkan penantian kita akan menjadi penantian terindah sepanjang hidup kita, penantian dalam menjemput cinta yang sesungguhnya sebagai pemilik tulang rusuk kita. Karena cinta hadir bukan untuk menghancurkan, namun cinta hadir untuk mendamaikan dan mempersatukan.Cinta bukan untuk diumbar dan ditebar dengan mudahnya, melainkan butuh perjuangan dalam menjaga kesucian cinta. Semoga bermanfaat
Comments
Post a Comment